Friday, October 30, 2015

Besaran Vektor dan Besaran Skalar

Materi : Vektor
Topik : Besaran Vektor dan Skalar

Kelas : 10 SMK TRI SUKSES
Author : Fisika Menantang
(Beginner)
Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaran-besaran yang memiliki nilai dan juga arah.
Contoh mudah adalah gaya, perpindahan, kecepatan (velocity), percepatan, kuat medan listrik dan lain-lain
Besaran Skalar
Adalah besaran-besaran yang memiliki nilai tanpa memiliki arah.
Contoh umum besaran skalar adalah usaha, daya, kelajuan (speed), perlajuan, usaha, potensial listrik dan lain-lain.
Bagaimana dengan tekanan? Vektorkah atau skalarkah?

Temukan jawabannya saat latihan di bawah.

Uji Pemahaman

  • Ketikkan jawaban pada tempat yang telah tersedia
  • Tulis 1000 untuk angka seribu dan 10000 untuk angka sepuluh ribu (tanpa titik)
  • Reset untuk mengulang

Lengkapi data-data berikut:
Latihan No. 1
Massa (kg) termasuk besaran ....
Jawab (vektor/skalar): 
Nilai : 
Latihan No. 2
Jarak (m) termasuk besaran....
Jawab (vektor/skalar): 
Nilai : 
Latihan No. 3
Momentum (kg m s−1) termasuk besaran .....
Jawab (vektor/skalar): 
Nilai : 
Latihan No. 4
Energi (joule) termasuk besaran ....
Jawab (vektor/skalar): 
Nilai : 
Latihan No. 5
Tekanan (N m−2) termasuk besaran....
Jawab (vektor/skalar): 
Nilai :  

Menentukan Arah Gerak

Materi : Gelombang
Topik : Menentukan arah rambat gelombang
Kelas : 11 SMK TRI SUKSES
Author : Fisika Menantang
(Beginner) 

Perhatikan pola persamaan gelombang berikut:

Y = A sin (ω t − kx)

Pola di atas akan menampilkan gelombang (warna merah) dengan arah ke atas - dan kanan, tengok ilustrasi berikut: 

Sementara itu, pola gelombang berikut :

Y = −A sin (ω t − kx)

akan menampilkan gelombang dengan arah bawah - dan kanan seperti ilustrasi di atas (warna hitam)

Berikut perjanjian tanda selengkapnya untuk pola persamaan gelombang :

Y = +/− A sin (ω t +/− kx)

Tanda Amplitudo (+) jika gerakan pertama ke arah atas
Tanda Amplitudo (-) jika gerakan pertama ke arah bawah
Tanda dalam kurung (+) jika gelombang merambat ke arah sumbu X negatif / ke kiri
Tanda dalam kurung (-) jika gelombang merambat ke arah sumbu X positif / ke kanan

Uji Pemahaman

  • Ketikkan jawaban pada tempat yang telah tersedia
  • Tulis 1000 untuk angka seribu dan 10000 untuk angka sepuluh ribu (tanpa titik)
  • Reset untuk mengulang
  • Gunakan istilah-istilah hanya "kanan", "kiri", "atas", "bawah" (tanpa tanda kutip)

Lengkapi data-data berikut:
Data No. 1
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = − 0,125 sin (10 π t − 5 π x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, arah gerak gelombang adalah
......... - kanan
Jawab : 
Nilai : 
Data No. 2
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = − 0,125 sin (10 π t + 5 π x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, arah gerak gelombang adalah
bawah - ......
Jawab : 
Nilai : 
Data No. 3
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,125 sin ( − 5 π x + 10 π t)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, arah gerak gelombang adalah
atas - ......
Jawab : 
Nilai : 
Data No. 4
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,125 sin (10 π t + 5 π x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, arah gerak gelombang adalah
......... - kiri
Jawab : 
Nilai : 
Data No. 5
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,125 sin (10 π t − 5 π x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, arah gerak gelombang adalah
atas - .....
Jawab : 
Nilai :  

Persamaan Kecepatan Gelombang Berjalan

Materi : Gelombang
Topik : Persamaan Kecepatan Gelombang Berjalan
Kelas : 11 SMK TRI SUKSES
Author : Fisika Menantang
(Beginner)

Persamaan Kecepatan 
Persamaan kecepatan gelombang bisa didapat dengan menurunkan persamaan simpangan gelombang, atau dengan kalimat lain persamaan kecepatan adalah turunan dari persamaan simpangan gelombang.

Perhatikan pola persamaan simpangan gelombang berikut:

Y = A sin (ω t − kx)

Jika persamaan diatas kita turunkan maka akan didapat :

v = ω A cos (ω t − kx)

v adalah kecepatan gelombang untuk nilai t dan x tertentu dalam satuan m/s. Ingat kembali ω adalah frekuensi sudut dalam rad/s, dimana ω = 2π f, k adalah bilangan gelombang atau tetapan gelombang dimana nilai k = /λ, dengan λ adalah panjang gelombang (wavelength) dalam satuan meter..

Kecepatan Maksimum
Nilai kecepatan maksimum tercapai saat nilai cos (ωt − kx) = 1, sehingga nilai kecepatan maksimum adalah:

vmaks = ω A

atau

vmaks = 2π fA


Uji Pemahaman

  • Ketikkan jawaban pada tempat yang telah tersedia
  • Tulis 1000 untuk angka seribu dan 10000 untuk angka sepuluh ribu (tanpa titik)
  • Reset untuk mengulang
  • Gunakan kertas coret untuk perhitungan
  • Tulis 0,25 untuk 1/4 dan 0,5 untuk 1/2 (tanpa nol di belakang 5)

Latihan No. 1
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,2 sin (10 π t − 6 π x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, Kecepatan gelombang untuk t = 1 s dan x = 1 m =....... π m/s
Jawab : 
Nilai : 
Latihan No. 2
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,3 sin (5 t − 2 x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, Kecepatan maksimum gelombang =.......m/s
Jawab : 
Nilai : 
Latihan No. 3
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,04 sin π (3 t − 2,5 x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, Kecepatan gelombang untuk t = 1 s dan x = 1 m adalah =.......m/s
Jawab : 
Nilai : 
Latihan No. 4
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = 0,04 sin π (3 t − 5 x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, Kecepatan maksimum gelombang =.......π m/s
Jawab : 
Nilai : 
Latihan No. 5
Diberikan sebuah persamaan gelombang :
Y = A cos (ω t − k x)
dengan y dan x dalam meter dan t dalam sekon, Kecepatan gelombang memiliki persamaan :
v = − ωA .... (ω t − k x)
(Pilih : sin, cos, atau tan )
Jawab : 
Nilai :  

Jarak Maksimum pada Bidang Miring II

Assalamualaikum wr.wb
Saya disini mau mengasih informasi tentang"Jarak Maksimum pada Bidang Miring II"
Bagaimana menentukan jarak maksimum yang dicapai suatu benda yang bergerak dengan lintasan berbentuk parabola pada suatu bidang miring (incline) menggunakan metode kedua.

Metode kedua yang dimaksud yaitu dengan memiringkan sumbu xy, dengan contoh soal dan angka-angka yang sama seperti pada metode pertama (sumbu xy tetap seperti biasa).
Ikuti  contoh soal berikut:
→Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut 60° terhadap garis mendatar dan kecepatan awal 100 m/s pada suatu bidang miring yang memiliki sudut 30° dari garis horizontal.
Perhatikan gambar!

Peluru akhirnya menumbuk bidang miring pada titik C. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan jarak maksimum yang dicapai peluru sepanjang bidang miring!!

→Langkah pertama lakukan setup sumbu x dan y, kali ini sumbu xy diputar sehingga sumbu x berhimpit dengan garis AC, dan ujung kiri alas bidang miring (titik A) sebagai titik asal (0, 0)



Tinjau titik C 
Titik C memiliki koordinat y = 0 dan untuk sumbu x adalah x = xmaks = d = AC

Sebelum lanjut, setting dulu percepatan gravitasinya (g) yang biasanya ke bawah, kita sesuaikan dengan sumbu xy yang miring seperti di atas, caranya dengan menguraikan komponen-komponen g ke sumbu x dan sumbu y. Lihat gambar berikut, asumsinya adalah adik-adik tidak bermasalah dengan kenapa sudut 30° nya ada di situ!!

 

Data-data dari soal:
α = 30°
θ = 60°
g = 10 m/s2
νo = 100 m/s

Perhitungan 
Jika dalam metode sebelumnya gerak sumbu x adalah GLB dan sumbu y adalah glbb, maka dalam metode ini, baik sumbu x maupun y jenis geraknya adalah GLBB dengan percepatannya masing-masing. 
Sumbu x → ax = g sin α = g sin 30° = 10(1/2) = 5 m/s2
Sumbu y → ay = g cos α = g cos 30° = 10 (1/2√3) = 5√3 m/s2

Tinjau Sumbu x: 


Persamaan 1

Tinjau sumbu y:



Menentukan waktu (t) mencapai xmaks
Untuk menemukan waktu yang diperlukan oleh peluru hingga mendarat di titik C, beri harga nol untuk y pada persamaaan 2, karena koordinat titik C adalah (xmaks, 0) dimana nol adalah milik y



Ada dua nilai t, t = 0 sekon adalah saat initial di titik A, dan satu lagi saat di titik C. Kembali ke persamaan (1) masukkan nilai t nya:

Menentukan Letak Titik Kuat Medan Listrik Nol

Assalamualaikum...
saya disini mau mengasih sedikit informasi tentang "Menentukan Letak Titik Kuat Medan Listrik Nol" 

Dengan asumsi bahwa adik-adik tidak bingung dalam menentukan arah medan listrik (muatan positif arah keluar, muatan negatif arah masuk dan seterusnya, kalo masih liat aja di contoh Listrik Statis 12 nomor 6), disini akan diambil kesimpulan dari beberapa kasus menentukan letak titik yang kuat medan listriknya nol.
Dua muatan sama tanda
Muatan (+) dengan (+) atau muatan (−) dengan (−), maka daerah nol berada di antara kedua muatan (antara A dan B, tidak akan di kiri A, atau di kanan B).

Letak titik nol akan lebih dekat ke muatan yang nilainya lebih kecil. Kalau sama besar, seperti gambar di atas,, ya pas ditengah-tengah.

 

Dua muatan beda tanda
Muatan (+) dengan muatan (−) atau muatan (−) dengan (+), daerah nol akan di kiri A atau di kanan B, seperti tadi, akan dekat ke muatan yang nilainya lebih kecil (tanpa melihat plus minusnya). Cermati 4 variasi berikut!

 

 

 

 

Atau kalau tak mau pusing dengan kesimpulan-kesimpulan tadi, langsung saja coba dicari seperti contoh berikut:
Muatan A + 9 C dan muatan B −16 C terpisah sejauh 1 meter seperti gambar berikut. Tentukan letak titik C, dimana kuat medan listrik sama dengan nol! 



Seperti telah disimpulkan di atas, letak titik nol ada di kiri A, karena beda tanda dan 9 lebih kecil dari 16. Misal jarak C adalah x dari A, rA = x dan rB = 1 + x



diperoleh jawaban

 

Hasilnya positif, sehingga memang benar C di kiri A sejauh 3 meter

Kita coba cari dari tempat lain yaitu dari kanan B, sehingga rA = 1 + x dan rB = x



diperoleh jawaban



Hasilnya negatif 4, artinya dari muatan B bukan ke kanan 4 m, tetapi ke kiri sejauh 4 m, atau 3 m juga di kiri muatan A seperti perhitungan sebelumnya.

Mudah mudahan bisa bermanfaat.....

Tuesday, October 27, 2015

Gerak lurus berubah beraturan dan gerak vertikal

Gerak Lurus Berubah Beraturan

1. Apa itu Gerak Lurus Berubah Beraturan ?
Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak suatu benda dalam  lintasan lurus dimana besar percepatan  benda selama bergerak selalu tetap. Artinya perubahan kecepatan benda selalu sama dalam selang waktu yang sama. Misalnya mobil yang mula-mula bergerak dengan kecepatan 5 m/s, pada detik pertama kecepatan mobil menjadi 10 m/s, pada detik kedua mobil bergerak dengan kecepatan 15 m/s dan untuk detik berikutnya kelajuan mobil bertambah 5 m/s. Berdasarkan nilai percepatannya gerak lurus berubah beraturan dibedakan menjadi dua yaitu gerak lurus berubah beraturan dipercepat dan gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Nilai percepatan pada gerak lurus berubah beraturan diperlambat negatif karena pada akhirnya benda menjadi berhenti. Percepatan yang bernilai negatif dikenal dengan perlambatan.
Misal sebuah partikel bergerak dengan percepatan konstan, partikel tersebut bergerak dengan kecepatan awal sebesar v0, setelah menempuh selang waktu tertentu kecepatan partikel menjadi sebesar:
vt = v0 + at…………….(1)
Dengan kecepatan awal sebesar v0, kecepatan akhir sebesar vt, selama selang waktu t, maka jarak tempuh partikel itu dapat ditentukan dengan persamaan :

x = v0t + ½ at2………..(2)
Dengan substitusi persamaan 1 ke persamaan 2 diperoleh:

vt2 = v02 + 2ax

2. Gerak vertikal

a. Gerak jatuh bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak banda tanpa kecepatan awal (V0 = 0). Menurut Gallileo benda yang mengalami gerak jatuh bebas mengalami percepatan konstan yang besarnya sama dengan percepatan gravitasi bumi. Contoh gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari ialah buah mangga yang jatuh dari pohonnya.

Gerak Jatuh Bebas
Persamaan pada gerak lurus dengan percepatan konstan juga berlaku pada gerak
jatuh bebas ini. Namun, pada gerak vertical, termasuk gerak jatuh bebas, percepatan benda sama dengan percepatan gravitasi bumi. Maka dalam persamaan digunakan
percepatan gravitasi bumi (g) besaran jarak (x) biasanya juga digantikan dengan ketinggian (h), Persamaan pada gerak jatuh bebas dituliskan :

vt = gt

h = 1/2gt2

v2 = 2gh


b. Gerak Vertikal ke atas

Gerak vertikal ke atas ialah gerak suatu benda yang dilempar ke atas dengan kelajuan awal tertentu. Semakin ke atas kelajuan benda semakin berkurang dan akan bernilai nol ketika benda berada pada tiik tertinggi dan akhirnya benda jatuh bebas. Dalam hal ini, percepatan gravitasinya bernilai negatif karena berlawanan dengan arah gerak benda. Gerak vertikal ke atas merupakan gerak lurus dengan percepatan konstan persamaan-persamaan pada gerak vertikal ke atas :

Gerak vertikal ke atas

v = v0 - gt
h = v0t – 1/2gt2
v2 = v02 – 2gh
contoh gerak vertikal ke atas adalah batu yang di lempar ke atas.

c. Gerak Vertikal ke bawah

Gerak vertikal ke bawah adalah gerak sebuah benda yang dilempar ke arah bawah dengan kecepatan awal tertentu. Pada gerak vertikal ke bawah percepatan gravitasi bumi bernilai positif karena searah dengan arah gerak benda. Pada gerak vertikal ke bawah berlaku persamaan-persamaan berikut;
vt = v0 + gt
h = v0t + 1/2gt2
vt2 = v02 + 2gh
contoh gerak vertikal ke bawah adalah bola yang di jatuhkan ke bawah dari puncak gedung
gerak vertikal ke bawah

Gerak vertikal

Gerak vertikal adalah salah satu gerak lurus berubah beraturan (glbb) dengan percepatan sama dengan percepatan grafitasi (a = g). Sebagai contoh misal sebuah bola yang dilempar akan kembali jatuh ke bawah. Gerak vertikal ada tiga macam yaitu, gerak vertikal keatas, gerak vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas.

Gerak Vertikal keatas
Gerak vertikal  keatas adalah gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan(a) sama dengan –g. Kenapa harus tanda negatif?Karena arah percepatan grafitasi untuk positif adalah kebawah.  Dalam gerak vertikal keatas  semakin lama kecepatannya makin berkurang dan akhirnya pada titik tertinggi sama dengan nol. Ketika benda kembali turun maka kecepatannya makin lama-makin besar. Ketika benda yang dilempar keatas pada saat arahnya menuju keatas bisa dikatakan benda diperlambat (percepatan negatif). Dan pada saat turun kembali dikatakan benda dipercepat atau percepatan positif yaitu sama dengan percepatan grafitasi kurang lebih mendekati 9,8 ms-2 atau dalam soal untuk mempermudah perhitungan sering dibulatkan keatas menjadi 10 ms-2.


Persamaan untuk gerak vertikal keatas adalah
Vy= V0y - gt
y=  V0y.t - ½.g.t2
Vyt2 = V0y2 - 2.g.ΔS
Dengan
V0y = kecepatan mula-mula(m/s)
Vy= kecepatan pada saat t(m/s)
g=percepatan grafitasi(ms-2)
t=waktu(s)
yt=posisi pada saat t(m)

Gerak Vertikal Kebawah
Bila sebuah benda dijatuhkan dari suatu tempat yang tingginya h atau y dengan kecepatan awal tidak sama dengan nol maka pada gerak vertikal kebawah  berlaku pesamaan gerak lurus berubah beraturan (glbb) dengan percepatan sama dengan percepatan (+g)

Persamaan untuk gerak vertikal kebawah adalah
Vy= V0y + gt
y=  V0y.t + ½.g.t2
Vyt2 = V0y2 +2.g.ΔS
Dengan
V0y= kecepatan mula-mula(m/s)
Vyt= kecepatan pada saat t(m/s)
g=percepatan grafitasi(ms-2)
t=waktu(s)
yt=posisi pada saat t diukur dari tempat benda dijatuhkan(m)

Gerak jatuh bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal kebawah dengan kecepatan awal ( V0)= 0,  contoh misalnya apel yang jatuh dari pohon, ketika apel jatuh tidak memiliki kecepatan awal . Makin lama apel akan bergerak makin cepat sampai berhenti membentur tanah.

Persamaan untuk gerak vertikal kebawah adalah
Vy=  gt
yt½.g.t2
Vyt2 = 2.g.ΔS

Dari persamaan diatas maka kita bisa menghitung besar kecepatan benda yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu (h) adalah
  
Dengan g = percepatan grafitasi bumi

Dari persamaan diatas maka terlihat bahwa kecepatan benda yang bergerak jatuh bebas tidak bergantung kepada masa benda denga syarat gesekan dengan udara diabaikan.

Monday, October 12, 2015

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

   A.    PENGERTIAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
               Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang / wavelength, frekuensi, amplitude / amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
               Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

             Apabila penjalaran medan listrik dan medan magnetik tersebut ditinjau pada satu arah tertentu maka dapat dilukiskan seperti pada gambar dibawah ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnK72kDGcgqNGHn8TYZVcq1CGhyphenhyphenDXpGusV3wYVtxgoJ0xiik_Qe5RihpUJGk_YC2rlMAyvvEO0ZjvbrR5tjeFDfy9wK1ucDA06bUtsg1Wo8UCpOi_QWol4aAkup9u-JxxPNv0i1bn1YI2y/s1600/3.jpg
        Keterangan gambar:
B = Medan Magnet
E = Medan Listrik      
Z = Arah Perambatan
          Vektor medan listrik dan magnetic pada gelombang elektromagnetik memilih ke yang sama dan tegak lurus satu sama lain terhadap arah perambatan gelombangnya.
Menurut perhitugan Maxwell, kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik hanya tergantung pada dua besaran, yaitu:
   Ø  Permitivitas listrik (Ɛ0), dan
   Ø  Permeabilitas magnetic (µ0).

Sehingga dirumukan dengan: 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWjsyiYDb0vWzlDx-Ws-QNJ6W1IwhKQYdqaNSgn9VJCSniwYonxyxn4a9XD25Hh2JdRMO7HkJ5Hm5musOixcjb2Tcuzele3De7CEMSKordrICvZNn6XhmubEUu0XIZwR9e3YLoxDE8AaZL/s1600/4.jpg
          Apabila nilai permitivitas listrik Ɛ0 =8,85 x 10-12C/Nm2 dan nilai permeabilitas magnetic µ0 =12,60 x 10-4Wb/Am, diperoleh nilai kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik c =3 x 108m/s. karena cepat rambat gelombang elektromagnetik ini tepat sama dengan cepat rambat cahaya di ruang hampa maka dapat disimpulkan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
 
          Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell dibuktikan kebenarannya oleh Heinrich Rudolfh Hertz (1857-1894), beberapa tahun setelah Maxwell meninggal dunia. Hertz berhasil melakukan eksperimen yang menunjukkan gejala perambatan gelombang elektromagnetik, menggunakan alat yang serupa dengan Ruhrnkorf seperti pada rangkaian dibawah ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbJ9SsRIA1E48m5WI1_Jrc0fDIXXPGt0pWVM6lQAB6_ZM5wBxjeEQV1fQ6q3Ao37rheWnnj2jBwKh6UijfFcfqYC80OTWhDpNBx8dHT-6KCI0rJLMXr1QfH9F6zV40ysNGd2UXQUfGQrw8/s1600/5.jpg                  
          Dengan menghidupkan saklar, kumparan pada rangkaian Ruhmkorf akan member induksi berupa pulsa tegangan pada kedua elektroda di sisi A sehingga terjadi loncatan bunga api di sisi A karena adanya pelepasan muatan. Sesaat setelahnya, loop kawat kedua  di sisi B juga menampakkan percikan buga api. Hal ini berarti menunjukkan bahwa energy eleektromagnetik mengalami perpindahan dari kumparan ke kawat melingkar, meskipun terpisah. Disamping itu, Hertz juga berhasil mengukur kecepatan perambatan energy tersebut, yang sesuai dengan nilai yang di ramalkan Maxwell.
                                                                                                           
   B.    JENIS-JENIS GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
              Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut:
   1.      Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
   2.      Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
   3.      Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
  4.      Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
  5.      Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya.
 
    C.    SIFAT-SIFAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya adalah:
   1.      Dapat merambat dalam ruang hampa;
   2.      Merupakan gelombang transversal;
   3.      Dapat mengalami pemantulan (refleksi);
   4.      Dapat mengalami pembiasan (refraksi);
   5.      Dapat mengalami penggabungan dua gelombang (interferensi);
   6.      Dapat mengalami lenturan (difraksi);
   7.      Dapat mengalami polarisasi;
   8.      Arah perambatannya tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnetic.