Friday, November 13, 2015

Hukum Archimides

Hukum Archimides

Jika sebuah benda dicelupkan kedalam air , maka benda itu akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang terdesak oleh bend.
Jaidi secara matematika dirumuskan sbb :
Fa = ρc g Vc
Keterangan : 
FGaya angkat keatas …………… (newton)
ρc = massa jenis zat cair ………….. (kg/m3)
Vc = Volume zat cair yang terdesak (m3)
Kemungkinan jika benda dicelupkan kedalam air adalah :
- Tengeglam jika
a. Berat benda lebih besar dari gaya ke atas ( W > Fa)
b. Berat benda didalam air menjadi : W’ = W - Fa
c. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb = Vc)
d. Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair (ρ> ρc)
- Melayang
a. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa)
b. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb = Vc)
c. Massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair (ρ= ρc)
- Terapung
a. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa)
b. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb > Vc)
c. Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair (ρ< ρc)
Berat sebuah benda dapat dihitung dengan rumus :
W = m g
W = ρb g Vb
Keterangan : 
W = Berat benda ………………….. (newton)
Ρb= massa jenis benda ………….. (kg/m3)
Vb = Volume benda ………………. (m3)

Monday, November 2, 2015

Listrik Statis

Listrik Statis

LISTRIK STATIS 
Dalam pembahasan tentang LISTRIK STATIS ini akan dibahas tentang :
1. Inter aksi antara dua muatan listrik
2. Medan Listrik
3. Energi potensian dan Potensial Listrik
1. Inter aksi antara dua muatan listrik atau lebih
Sebuah benda dikatakan bermuatan listrik, jika benda itu menerima tambahan elektron, atau kehilangan salah satu atau lebih elektronnya.



Benda yg kehilangan salah satu atau lebih elektronnya disebut bermuatan positif, sedangkan benda yang menerima satu atau beberapa elektron disebut bermuatan listrik negatif.
Jika antara dua muatan listrik bertemu atau berdekatan, maka akan terjadi gaya listrik atau gaya Coulomb (sesuai dengan nama orang yang menjelaskan tentang gaya listrik ini) dan disebut HUKUM COULOMB .
Beasar gaya listrik ini :
_ sebanding dengan besar kedua muatan yang tarik menarik
_ berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan tersebut
_ dinyatakan dengan rumus :



Keterangan :
F : Besar gaya listrik statis........ (Newton)
Q : Besar muatan listrik............ (Coulomb)
r : Jarak dari kedua muatan listrik. (meter)
k : Konstanta elektrostatis (9x109 Nm2C-2)

OK sekarang mari kita lihat Soal latihannya, tapi klik dulu tombol nya ya... !!!

Mau lihat klik aja tombolnya


2. Medan Listrik
Medan listrik adalah daerah disekitar benda yang bermuatan listrik dan masih dapat dipengaruhi oleh gaya listrik
Besarnya medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan listrik dapat dihitung dengan rumus :
atau



Medan Listrik yang ditimbulkan oleh beberapa muatan dapat dihitung dengan rumus :

E = E1 + E2 + E3 + ....






4. Potensial Listrik
Potensial listrik adalah merupakan hasil perbandingan antara Energi potensial listrik dengan besar muatan listrik.
Atau boleh juga diartikan sebagai besarnya usaha setiap satuan muatan.
Potensial listrik dapat dirumuskan sbb :




atau


LISTRIK BOLAK BALIK

LISTRIK BOLAK BALIK

Oleh : Andrean Adi Saputra
Dalam penyajian kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang teori dasar Listrik bolak balik atau yang sering disebut listrik arus bolak balik atau AC, silakan dibaca aja disini yaa... !
Smoga bisa bermanfaat





CIRI-CIRI GELOMBANG

Senin,02 November 2015.
Andrean Adi Saputra

CIRI-CIRI GELOMBANG

Pada pembahasan terdahu, kita pernah membahas tentang gelombang. Nah pada pembahasan kali ini kita akan mencoba lagi membahas gelombangtersebut, tapi yang akan kita bahas kali ini adalah tentang ciri-ciri atau karakter dari gelombang itu.

Baiklah kita mulai sekarang yaa.... !!!
Gelombang dapat dibedakan menjadi Gelombang Transversal dan gelombang Longitudinal, Gelombang transversal memiliki ciri arah rambatannya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang longitudinal memiliki ciri arah rambatannya sejajar dengan arah getarannya.
Gelombang dapat juga dibedakan menjadi gelombang mekanik dan Gelombang Elektromagnetik. Gelombang mekanik memerlukan zat perantara (medium) dalam melakukan rambatannya, contohnya gelombang yang terjadi pada tali. sedangkan gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium atau zat perantara, contohnya cahaya matahahari bisa sampai ke bumi walaupun harus melewati ruang hampa.

Gelomabng pada umumnya memiliki ciri-ciri sbb :

1.      Dapat dipantulkan atau berbalik arah rambatannya  (Pemantulan)
2.      Dapat dibiaskan  atau dapat mengalami pembelokan arah rambatan (Pembiasan)
3.      Dapat di difraksikan atau dapat mengalami pelenturan.
4.      Dapat berinterferensi atau dapat berpadu (Penguatan atau Pelemahan)
5.      Dapat didisversikan atau diuraikan, contohnya cahaya putih (polykromatik) terurai menjadi cahaya monokromatik sbb : merah – jingga – kuning – hijau – biru - ungu (me – ji – ku – hi – bi – u) setelah melewati prisma.

lihat disversi gelombang Klik Disini
6.      Dapat dipolarisasikan (dapat mengalami pengutuban) ini khusus untuk gelombang transversal
 
Nah itulah pembahasan saya tentang ciri-ciri gelombang kali ini, nanti kita lanjutkan dengan pembahasan masing-masing ciri di atas yaa.... !!!

Gelombang

Senin, 02 November 2015
Andrtean Adi Saputra.

Gelombang

PENGERTIAN GELOMBANG

Gelombang adalah getaran yang merambat melalui suatu medium. Gelombang dapat juga diartikan sebagai perpindahan energi melalui suatu medium.
Gelombang dapat dibedakan menjadi
1. Gelombang Mekanik
a. Gelombang Transversal Lihat animasi gelombang transversal
b. Gelombang Longitudinal Lihat animasi gelombang Longitudinal
2. Gelombang Elektromagnetik
Persamaan gelombang secara sederhna dapat dituliskan sbb :

y = A Sin ω.t

Persamaan gelombang berjalan dapat dinyatakan dengan :


y = A sin (ω.t – ωx/v ) atau
y = A sin (ω.t – k.x)

Catatan :
ω = 2πf = 2π/T
k = 2π/λ = ωx/v


Keterangan : y = Simpanagan gelombang ................................ (meter)
A = Amplitudo gelombang ................................. (meter)
ω = kelajuan sudut........................... (rad/s)
t = Lamanya waktu............................. (sekon)
k = Bilangan gelombang ....................... (- )
x = Jarak titik ke sumber gelombang .......... (meter)
f = Frekwensi gelombang ...................... (Hz)
T = Periode gelombang ........................ (sekon)
λ = Panjang gelombang ........................ (meter)


Contoh 1 :
Sebuah gelombang memiliki persamaan y = 10 Sin 100πt, y dalam cm dan t dalam sekon. Berapakah besarnya simpangan gelombang diatas saat t = 0,002 sekon ?
Diketahui : y = 10 sin 100πt
Ditanya : y = ........ ? t = 0,002 sekon
y = 10 Sin 100πt
y = 10 Sin 100π(0,002)
y = 10 Sin 0,2π
y = 10 . 0,59
y = 5,9 cm

Fase (φ) dan beda Gelombang (Δφ)

Fase gelombang diartikan sebagai hasil perbandingan antara lamanya waktu dengan periode gelombang tersebut.
Besar fase gelombang dapat dihitung dengan rumus :
φ = (t/T - x/λ )
Beda fase atau selisih fase dapat dihitung dengan :

Δφ ¬= φ1 – φ0

Contoh 2 :
Persamaan gelombang berjalan dinyatakan dengan y = 0,2 Sin (120πt – 2,4πx), y dalam meter dan t dalam sekon. Hitunglah :
a. Kecepatan dan panjang gelombangnya !
b. Selisih fase di titik yang berjarak 40 cm saat t = 0,02 sekon
Diketahui : y = 0,2 Sin (120πt – 2,4πx)
Diatanya : a. v = ........... ? dan λ ........... ?
b. Δφ ....... ?
a. v = ω/k λ = 2π/k
v = 120π/2,4π λ = 2π/2,4π
v = 50 m.s-1 λ = 0,83 meter
b. Δφ ¬= φ1 – φ0
Δφ ¬= ( - ) – ( - )

............................


Gelombang Stasioner (Gelombang diam)
Gelombang Stasioner dihasilkan dari perpaduan antara dua gelombang yaitu gelombang yang datang dengan gelombang pantul.
a. Gelombang Stasioner Ujung bebas

y = 2A Cos (kx) sin (ω.t)

b. Gelombang Stasioner Ujung terikat

y = 2A Sin (kx) Cos(ω.t)

Elektromagntik

Senin,02 November 2015.
Andrean Adi Saputra.(Smk Tri Sukses)

Elektromagntik


KEMAGNETAN
Magnet adalah benda yang dapat menarik besi atau baja. Berdasarkan cara diperolehnya magnet dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
A. Magnet Alami : yaitu magnet yang diperoleh dari alam bebas
B. Magnet Buatan : yaitu magnet yang diperoleh dengan cara dibuat.

I. Elektromagnetik
Elektromagnetik adalah magnet yang timbul disekeliling kawat penghantar yang dialiri arus listrik.
Besarnya medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik disebut induksi magnet. Dan dapat dihitung dengan rumus :


a. Induksi magnet disekitar kawat lurus dan panjang







b. Induksi magnet dipusat kawat melingkar
c. Induksi magnet oleh N buah lingkaran 



 d. Induksi magnet diujung kumparan
 e. Induksi magnet pada ujung kumparan

f. Induksi magnet dipusat toroida




Kterangan : B = Induksi magnetik .......................(Tesla)
i = Kuat arus listrik ......................(ampere)
a = Jarak kepada kawat .....................(meter)
N = Jumlah lilitan .........................( - )
l = Panjang kumparan .......................(meter)
μo = Permeabilitas ruang hampa .......(4π x 10-7 web.m-1A-1)

II. Arah Medan Magnet


Arah medan magnet yang dihasilkan 
oleh kawat berarus listrik dapat ditentukan
dengan kaidah kepal tangan kanan sbb : 

 arah ibu jari menunjukan arah arus listrik (i) 
 arah jari yang mengepal menunjukan arah medan magnet (B) 



III. Gaya Lorent
Gaya Lorent adalah gaya magnet yang terjadi ketika sebuah kawat yang dialiri arus listrik berada atau disimpan didalam medan magnet. Gaya seperti ini dapat juga terjadi jika sebuah muatan yang bergerak melewati medan magnet.
Besarnya Gaya Magnet pada sebuah kawat yang dialiri arus listrik dapat dihitung dengan rumus :
F = B.i.l Sin α 

Sedangkan gaya magnet pada sebuah muatan yang bergerak melewati medan magnet dapat dihitung dengan rumus :

F = B.q.v Sin α 

Keterangan: F = Gaya Magnet ............................ (Newton)
B = Induksi Magnet ......................... (Tesla)
i = Kuat arus listrik ...................... (ampere)
l = Panjang kawat .......................... (meter)
q = Besar muatan listrik ................... (Coulomb)
v = kecepatan muatan listrik ............... (m/s)
α = Sudut antara arah B dan i .............. ( ° )

Arah Gaya Lorent dapat ditentukan dengan aturan kaidah tangan kanan sbb :

 arah telapak tangan menunjukan arah gaya magnet (F)
 arah ibu jari menunjukan arah arus listrik (i)
 arah jari yang lain menunjukan arah induksi magnet (B) 

IV. Gaya Magnet antara dua kawat lurus yang dialiri arus listrik
Jika dua kawat yang dialiri arus listrik dan terpisah pada jarak tertentu, maka antara kedua kawat akan terjadi gaya magnet yaitu tarik-menarik jika arah kedua arus listrik sama dan tolak-menolak jika arah kedua arus listrik berlawanan arah.
Besar gaya magnet antara kedua kawat diatas dapat dihitung dengan rumus : 






Keterangan :
F/l = Gaya persatuan panjang ................. (N/m)
i = Kuat arus listrik ..................... (ampere)
d = Jarak kedua kawat ..................... (meter)
μo = Permeabilitas ruang hampa ............. (4π x 10-7 webm-1A-1)

Sunday, November 1, 2015

Cacat Mata: Rabun Dekat (Hipermetropi)

minggu 01 November 2015

Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.

Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah memakai lensa.
http://nopras.files.wordpress.com/2012/03/untitledk1.jpg?w=593

Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).

Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.
Dalam perhitungan:
So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak
di titik dekatnya

 

Hukum III Newton

Mingu, 01 November 2015

Mengapa ketika jari tangan kita menekan meja semakin kuat akan terasa sakit? Sebenarnya ketika kita menekan meja berarti kita memberikan gaya pada meja. Tangan kita akan merasa sakit sebab meja akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya tekan tangan kita, tetapi arahnya berlawanan. Jadi, jika kita perhatikan, gaya bukanlah sesuatu dalam benda tersebut tetapi merupakan interaksi antara dua benda. Peristiwa di atas merupakan contoh dari hukum III Newton, yang dikenal sebagai hukum aksi-reaksi, yang bunyinya: Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.

Secara matematis, hukum III Newton dapat dinyatakan dengan rumus berikut.

Hukum III Newton berlaku pada dua gaya yang merupakan pasangan aksi-reaksi. Dua gaya dikatakan pasangan aksi-reaksi jika:
  • bekerja pada dua benda yang berbeda,
  • saling berinteraksi,
  • besarnya sama dan berlawanan arah.
Contoh penerapan hukum III Newton dapat kita jumpai pada peristiwa merapatnya perahu ke dermaga. Ketika tali perahu telah terikat ke dermaga namun perahu belum merapat ke dermaga maka nelayan akan menarik tali perahu. Nelayan tersebut memberikan gaya tarik yang arahnya menjauhi dermaga, hal ini menyebabkan perahu mendekat ke dermaga. Perahu dapat mendekat ke dermaga karena adanya gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan gaya tarik yang diberikan oleh nelayan.

Hukum II Newton

Bayangkan jika suatu lemari didorong oleh kamu dibandingkan dengan didorong dibantu oleh temanmu, maka lemari akan lebih sulit digeser. Dengan demikian, semakin besar gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak semakin cepat. Sekarang bayangkan pula, jika kamu mendorong sebuah meja dengan gaya yang besarnya sama dengan besar gaya yang digunakan untuk menggeser lemari maka meja tersebut akan bergeser lebih cepat. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa semakin kecil massa suatu benda, benda akan lebih cepat bergerak. 

Peristiwa-peristiwa di atas sesuai dengan hukum II Newton yang berbunyi: Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Secara matematis, hukum II Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
a : percepatan benda (m/s^2)
m : massa benda (kg)
 
Contoh penerapan hukum II Newton adalah pada gerakan di dalam lift. Ketika kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, gaya berat kita akan berubah sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya terjadi ketika lift yang kita tumpangi bergerak ke bawah. Saat lift bergerak ke bawah, kita akan merasakan gaya berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam.
 

Hukum I Newton

Minggu,01 November 2015

Hukum I Newton
Kamu telah mempelajari bahwa setiap benda memiliki kelembaman, dan gaya dapat mengubah gerak benda. Sir Isaac Newton merumuskan hukum-hukum yang mengatur keterkaitan gaya dengan gerak. Ada tiga hukum Newton tentang gerak. Kita akan bahas dahulu hukum pertama Newton.
Hukum pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja pada benda itu. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu.

Secara matematis, hukum I Newton dapat dituliskan sebagai berikut:
Perhatikan, hukum ini sama dengan peristiwa kelembaman. Jadi, kamu akan dapat memahami mengapa hukum ini kadang-kadang disebut hukum kelembaman.

Kelembaman dan Massa
Andaikan kamu sedang duduk di dalam sebuah mobil yang melaju kencang. Apa yang terjadi padamu saat mobil tersebut tiba-tiba direm? Kamu akan terdorong ke depan. Terdorongnya badanmu itu memperlihatkan contoh sifat kelembaman. Kelembaman (inersia) adalah kecenderungan setiap benda melawan tiap perubahan dalam geraknya. Dengan kata lain kelembaman adalah kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan geraknya. Kamu dapat membayangkan hal ini sebagai sifat “malas” sebuah benda. Jika sebuah benda sedang bergerak, benda itu akan terus bergerak dengan kelajuan dan arah yang sama kecuali ada gaya-gaya tak setimbang yang bekerja pada benda itu. Dengan kata lain kecepatan benda tersebut tetap, kecuali ada suatu gaya mengubah kecepatan benda itu. Jika sebuah benda diam, benda tersebut cenderung tetap diam. Kecepatannya tetap nol kecuali ada gaya yang menyebabkan benda itu bergerak.

Apakah sebuah bola besi tolak peluru memiliki kelembaman yang sama dengan kelembaman kelereng? Tentu saja kelembamannya berbeda, karena kamu lebih mudah menggerakkan kelereng dibanding bola besi tolak peluru. Semakin besar massa sebuah benda, kelembamannya juga semakin besar. Ingatlah kembali bahwa massa adalah jumlah materi dalam sebuah benda, dan bola besi tolak peluru tentunya mengandung materi lebih banyak daripada sebuah kelereng. Jadi bola besi tolak peluru itu memiliki kelembaman lebih besar daripada kelembaman kelereng. Oleh karena bola besi tolak peluru memiliki kelembaman lebih besar, maka lebih banyak gaya yang diperlukan untuk mengubah kecepatannya. 
 

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Mingu,01 November 2015

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Coba kamu perhatikan apabila sebuah sepeda motor bergerak menuruni sebuah bukit, bagaimanakah kecepatannya? Tentu saja kecepatannya semakin bertambah besar. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik. Kamu tentunya masih ingat bahwa perubahan kecepatan tiap detik adalah percepatan. Dengan demikian, pada GLBB benda mengalami percepatan secara teratur atau tetap. Hubungan antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) ditunjukkan pada grafik di bawah ini.
Jika vo menyatakan kelajuan benda mula-mula (t = 0) dan vo menyatakan kelajuan benda pada waktu t, maka kelajuan rata-rata benda (v) dapat dituliskan berikut ini.
s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan percepatan tetap a selama waktu t dari kedudukannya mula-mula.
Grafik Hubungan pada GLBB
a. Grafik hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t)
b. Grafik hubungan kecepatan (v) terhadap waktu (t)
c. Grafik hubungan percepatan (a) terhadap waktu (t)

Besaran Vektor

Minggu,01 November 2015

Kelas X | Besaran Vektor


Definisi Vektor

Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold)  atau miring dengan tanda panah di atasnya.
penulisan vektor

Menggambar sebuah Vektor
Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya.

Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah resultan dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay.
Penjumlahan Vekor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh.

Untuk vektor segaris, resultannya
R = A + B + C + n dst…


Penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut :

persamaan rumus penjumlahan vektor

Menurut aturan cosinus dalam segitiga,
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (180o - α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos (-cos α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR

maka diperoleh persamaan
R2 = A2 + B2 - 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya

R2 = A2 + B2 - 2AB cos α

Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara

1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram).

Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor. 
soal vektor 1
2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga
pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini.

metode segitiga dalam menghitung vektor
Contoh :



penjumlahan vektor 
Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga ketemu resultan akhirnya.  Dari gambar di atas, V = A + B dan R = V + C atau R  = A + B + C


Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang  mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka resultannya
R = A + (-B) = A – B

Contoh Soal
Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30o Tentukan besar dan arah resultan  vektor tersebut tersebut!
Jawaban :
R2 = A2 + B2 - 2AB cos α
R = 82 + 62 + 2.6.8.cos 30
R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3